tentang saya

tentang saya

Minggu, 08 April 2012

TP praktikum 5 dan 6 (pengelasan dan pengenalan komponen dasar mesin pertanian


 TP 5 pengelasan
1.       Apa yang di maksud dengan pengelasan?
2.       tuliskan dan Jelaskan jenis-jenis las!
3.       Tuliskan tujuan, kegunaan, prosedur praktikum!
4.       Jelaskan apa kelemahan dan kelebihan las kerbit dan las listrik! 
5.     Cari literatur tentang pengelasan minimah 7 lembar!

TP 6 pengenalan komponen dasar mesin pertanian

buat makalah tentang mesin pertanian minmal 15 lembar

catatan:
#  laporan sebelumnya ACC-
#  membawa kacamata hitam dan kost tangan.
#  memakai pakaian lengan panjang.
#  copas -100

Minggu, 18 Maret 2012

TP praktikum 3 (pengukuran dan pemotongan) tgl 19-03-2012


1.   1. Jelaskan pengertian pemotongan dan pengukuran?
2.   2. Jelaskan 3 cara pemotongan logam dan berikan masing – masing contohnya?
3.    3.   Apa yang dimaksud :
a.       Circular saw
b.      Kikir
c.       Tang
d.      Chain saw
e.       Gergaji
f.       Mistar baja
g.       Jangka sorong
h.      Mikrometer sekrup
4.      4. Tuliskan bentuk – bentuk kikir serta kegunaannya?
5.      5. Tuliskan judul, tujuan dan kegunaan, prosedur praktikum serta alat dan bahan yang digunakan?
6.      6. Carilah dan tuliskan literatur megenai pengukuran dan pemotongan min 5 lembar?
as   catatan:
       1. laporan 1 harus acc+ dan laporan 2 acc-
       2. membawa sarung tangan dan kaca mata.
       3. wajib membawa bahan yang akan digunakan pada praktikum.
       4. copas kali 0
    


Minggu, 11 Maret 2012

TP praktikum 2 pengujian metal (12-02-2012)

1. tuliskan judul, tujuan dan kegunaan serta prosedur praktikum?
2. tuliskan macam-macam logam dan sebutkan kelemahan dan kelebihan setiap logam!
3. tuliskan macam-macam bunga api serta gambarkan setiap bunga api.!
4. tuliskan sifat-sifat logam dari soal  no. 2?
5. dari soal no 3. mengapa bunga api setiap logam berbeda?
CATATAN
1. SETIAP ORANG HARUS MEMBAWA KACA MATA DAN KAOS TANGAN
2. SETIAP ORANG MEMAKAI BAJU LENGAN PANJANG DAN BAGI CEWE MEMAKAI CELANA (TIDAK BOLEH PAKAI ROK)
3. WAJIB MEMILIKI BUKU PENUNTUN DAN KATROL
4. LAPORAN SEBELUMNYA HARUS ACC-
5. TP TULIS TANGAN DAN COPAS (KALI 0)

Sabtu, 03 Maret 2012

TUGAS PENDAHULUAN PRAKTIKUM I PERBENGKELAN (KELOMPOK VI)

1. Apa yang dimaksud dengan bengkel?
2. Hal apa saja yang harus diperhatikan ketika bekerja dalam bengkel ( prosedur keselamatan kerja)?
3. Tulisakan syarat berdirinya bengkel?
4. Tulisakan Peralatan bengkel dan mesin yang sering digunakan dalam bengkel, (berdasarkan fungsinya)?
5. Tuliskan judul, tujuan dan kegunaan, serta prosedur kerja dari praktikum ini!

Selasa, 04 Oktober 2011

ph tanah








LABORATORIUM FISIKA TANAH
JURUSAN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2010
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Larutan tanah adalah sifat tanah yang mengandung ion-ion terlarut yang merupakan hara tanaman. Konsentrasi ion-ion ini sangatlah beragam, tergantung pada ion terlarut serta jumlah bahan pelarut.
Reaksi tanah yang penting adalah masam, netral, dan alkalis. Di mana dalam pernyataan ini didasarkan pada jumlah ion H+ dan OH- dalam larutan tanah. Bila dalam larutan ditemukan ion H+ lebih banyak dari ion OH, maka reaksi tanah tersebut adalah masam. Bila ion H+ sama dengan atau seimbang dengan ion OH maka reaksi tersebut adalah netral. Dan jika ion OH- lebih banyak dari ion H+ maka reaksi tersebut disebut reaksi alkalis.
Reaksi tanah berdasarkan atas dua unsur di mana sumber keasaman tanah adalah asam-asam organik dan anorganik serta ion-ion H dan Al dapat ditukar misalnya koloid dan sumber alkinitas atau kebasahan dimana hasil hidrolisis dari ion dapat tukar atau garam-garam alkalis.
Seperangkat faktor kimia tertentu menentukan pH yang terukur pada tanah. Oleh karena itu, penentuan pH tanah adalah salah satu uji yang paling penting yang dapat digunakan untuk mendiagnosis masalah pertumbuhan tanaman. Misalnya, daun yang berwarna hijau pucat pada tanaman yang sakit dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Apabila pH tanahnya serendah 5,5 atau kurang, maka penyakit tanaman itu mungkin tidak disebabkan oleh defisiensi besi, karena senyawa-senyawa besi mudah larut dalam keadaan asam. Apabila pH tanah adalah 8, maka kemungkinan adanya defisiensi besi perlu diperhitungkan sungguh-sungguh karena senyawa-senyawa besi sangat sukar larut pada tanah yang pH-nya 8.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu melakukan percobaan reaksi tanah (pH) untuk mengetahui jenis reaksi dan nilai pH tanah Alfisol pada berbagai lapisan tanah.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum reaksi tanah (pH) adalah untuk mengetahui nilai pH pada tiap lapisan tanah Alfisol,sedangkan kegunaan dari praktikum reaksi tanah (pH) adalah memberi informasi pada jenis-jenis tanah yang dapat menentukan jenis suatu komoditas yang dapat dikembangkan pada tanah tersebut.


















II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Reaksi Tanah
Kemasaman tanah merupakan salah satu sifat yang penting sebab terdapat hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara dan juga terdapat hubungan antara pH dengan proses pembentukan tanah. Kemasaman tanah ditentukan oleh dinamika H+ di dalam tanah, ion H+ yang terdapat dalam suspensi tanah berada keseimbangan antara ion H+ yang terjerap. Akibat dari proses itu, maka dikenal dua jenis kemasaman, kemasaman aktif dan kemasaman potensial. Kemasaman aktif disebabkan oleh ion H+ di dalam larutan tanah, sedangkan kemasaman potensial disebabkan oleh ion H+ dan Al3+ yang terjerap pada permukaan kompleks jerapan (Anonim, 2009).
Untuk menyeragamkan pengertian, sifat reaksi dinilai berdasarkan konsentrasi ion H dan dinyatakan dengan pH. Dengan kata lain, pH tanah = - log  [H] tanah. Bila konsentrasi ion H bertambah maka pH turun, sebaliknya bila konsentrasi ion OH bertambah pH naik. Distribusi ion H dalam tanah tidak homogen. Ion H lebih banyak dijerap daripada ion OH, maka ion H lebih pekat di dekat permukaan koloid, sedangkan OH sebaliknya. Dengan demikian pH lebih rendah di dekat koloid daripada tempat yang jauh dari koloid (Hakim, dkk. 1986).
Larutan mempunyai pH 7 disebut netral, lebih kecil dari 7 masam, dan lebih besar dari 7 basis atau alkalis. Pada keadaan netral konsentrasi ion H+ sama besar dengan konsentrasi ion OH- dan pada keadaan alkalis sebaliknya. Reaksi tanah menunjukkan tentang keadaan atau status kimia tanah. Status kimia tanah mempengaruhi proses-proses biologik, seperti pertumbuhan tanaman. Reaksi atau pH yang ekstrim menunjukkan keadaan kimia tanah yang dapat mengganggu proses biologik. Kelas kemasaman tanah ada 6 macam, yaitu < 4,5 sangat masam, 4,5 - 5,5 masam, 5,6 - 6,5 agak masam, 6,6 - 7,5 netral, 7,6 - 8,5 agak alkalis, dan < 8,5 alkalis (Pairunan, dkk. 1985).
Di daerah rawa-rawa sering ditemukan tanah-tanah sangat masam dengan pH kurang dari 3,0 yang disebut tanah sulfat masam (cat clay) karena banyak mengandung asam sulfat. Di daerah yang sangat kering (arid) kadang-kadang pH tanah sangat tinggi (pH lebih dari 9,0) karena banyak mengandung garam Na. Pentingnya pH tanah adalah menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman, menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun, dan mempengaruhi    perkembangan mikro   organisme. Tanah yang terlalu masam dapat dinaikkan pH-nya dengan menambahkan kapur ke dalam tanah, sedang tanah yang terlalu alkalis dapat diturunkan pH-nya dengan penambahan belerang  (Hardjowigeno, 2003).  
Pengaruh pH tanah yang utama bersifat hayati. Beberapa organisme mempunyai toleransi agak kecil terhadap variasi pH tanah, tetapi organisme lainnya mempunyai toleransi kisaran pH-nya luas. Dari penelitian terbukti bahwa sesungguhnya konsentrasi H+ atau OH- tidak begitu penting kecuali pada keadaan yang  ekstrim. Yang  paling  penting   adalah   keadaan - keadaan  pH  tertentu   yang
berkaitan (Foth, 1994).
2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Reaksi Tanah
            Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi tanah yaitu sebagai berikut Hakim, dkk, (1986) :
1)            Kejenuhan Basa
Kejenuhan basa adalah perbandingan antara kation basa dengan jumlah kation yang dapat dipertukarkan pada koloid tanah.  Kejenuhan basa juga mencerminkan perbandingan kation basa dengan kation hidrogen dan almunium. Berarti semakin kecil kejenuhan basa, semakin masam pula reaksi tanah tersebut atau pH-nya semakin rendah. Kejenuhan basa 100% mencerminkan pH tanah yang netral, kurang dari itu mengarah ke pH tanah masam, sedangkan lebih dari itu mengarah ke basa.
2)            Sifat Misel (Koloid)
Sifat Misel yang berbeda-beda dalam mendisosiasikan ion H+ terjerap menyebabkan pH tanah berbeda pada koloid yang berbeda, walaupun kejenuhan basanya sama. Koloid organik mudah mendisosiasikan ion H+  ke dalam larutan.
            Faktor-faktor lain yang mempengaruhi  tingkat kemasaman tanah yaitu pencucian basa, mineralisasi atau dekomposisi bahan organik, respirasi akar yang menghasilkan CO2 dan pemberian pupuk yang bereaksi masam dalam tanah (Pairunan, dkk, 1985).


III. BAHAN DAN METODE


3.1. Tempat dan Waktu
Praktikum Reaksi Tanah dilaksanakan di Laboratorium Kimia Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin Makassar pada hari Kamis, tanggal 23 April 2009, pada pukul 14.00 WITA – selesai.
3.2. Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum Reaksi Tanah  adalah timbangan, pH meter, dan tempat roll film.
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum Reaksi Tanah adalah sampel tanah terganggu Alfisol titik I, II, dan  III, tanah Inceptisol titik IV dan V, aquadest, tissu rol, kertas label.
3.3. Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari percobaan Reaksi Tanah adalah :
1.      Memasukkan 10 gram tanah halus ke dalam tabung reaksi atau tempat roll film dan menambahkan air suling 10 ml (rasio 1 : 2)
2.      Mengocok selama 30 jam dengan digoyang-goyangkan, kemudian mendiamkan selama 1 menit
3.      Mengukur pH dengan pH meter

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
            Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 11. Hasil Pengukuran pH tanah Alfisol lapisan  I dan II


Lapisan
pH Tanah
Kriteria
I
5,05
Masam
II
5,49
Masam
               Sumber data Primer setelah diolah,2010


4.2. Pembahasan
            Berdasarkan tabel di atas, maka titik I pada tanah Alfisol pH-nya sebesar 6,92. berarti tanah tersebut bersifat netral. Hal ini karena pH tanah pada titik I berkisar 6,5-7,5 tanah bereaksi netral. Sesuai pendapat Foth (1994) bahwa tanah yang berkisar antara 6,5-7,5 bersifat netral karena ion H+ sama dengan ion OH- dalam tanah.
Titik II pada tanah Alfisol ini memiliki pH 5,83. Tanah ini bersifat masam, hal ini disebabkan karena kandungan  H+  lebih besar daripada OH-. Ini sesuai dengan pendapat Foth (1994), yang berpendapat bahwa dalam tanah masam dikarenakan kadar H+  lebih tinggi daripada kadar OH-.
         Pada titik III pH-nya sebesar 6,22 dan tergolong masam. Hal ini dikarenakan tanah tersebut mengandung kadar ion H+  lebih banyak dibandingkan dengan ion OH- karena sedikitnya jasad hidup (organisme) yang hidup pada lapisan ini dan perakaran tanaman hanya sedikit yang mampu menembus lapisan ini. Hal ini sesuai dengan pendapat Sanchez (1998), ia berpendapat bahwa tanah yang bersifat masam disebabkan karena hanya sedikit organisme yang mampu untuk beradaptasi dalam menguraikan ion H+.
Pada titik IV memiliki pH sebesar 6,52. dan tergolong netral. Hal ini dikarenakan tanah tersebut mengandung kadar ion H+ dan OH- yang seimbang, pada tanah ini banyak mengandung unsur hara. Hal ini sesuai dengan pendapat Sanchez (1976), ia mengatakan bahwa tanah yang memiliki pH 6,5 – 7,5 tergolong pada pH netral, maka unsur hara yang tersedia dalam jumlah yang cukup banyak (optimal).
Pada titik V pH yang dimiliki sebesar 6,62 dan tergolong netral. Pada tanah ini memiliki kejenuhan basa 100%. Hal ini sesuai dengan pendapat Hakim 1986) yang berpendapat bahwa tanah yang mempunyai kejenuhan basa 100% mencerminkan pH tanah yang netral.



































V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
       Berdasarkan pengamatan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1)      Tanah pada titik I mempunyai pH sebesar 6,92 dan tergolong netral.
2)      Tanah pada titik II mempunyai pH sebesar 5,83 dan tergolong masam
3)      Tanah pada titik III mempunyai pH sebesar 6,22 dan tergolong masam.
4)      Tanah pada titik IV mempunyai pH sebesar 6,52 dan tergolong netral.
5)      Tanah pada titik V mempunyai pH sebesar 6,62 dan tergolong netral
6)      Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi tanah yaitu kejenuhan basa, macam kation terjerap, curah hujan dan pemupukan.
5.2. Saran
Apabila tanah agak masam / masam, maka sebaiknya ditambahkan dengan kapur agar tanah menjadi netral dan apabila tanah agak alkalis / alkalis, maka sebaiknya ditambahkan dengan belerang / sulfur, agar tanah menjadi netral, karena tanaman dapat tumbuh dengan baik apabila pH suatu tanah netral.






DAFTAR PUSTAKA


Anonim, 2009. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar

Foth, Hendry D., 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Erlangga, Gajah Mada University Press, Yogyakarta

Hakim, N., M. Yusuf Nyakpa, A. M. Lubis, Sutopo Ghani Nugroho, M. Amin Diha, Go Ban Hong, H. H. Bailey, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung

Hardjowigeno, H. Sarwono., 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo, Jakarta

Pairunan, Anna K., J. L. Nanere, Arifin, Solo S. R. Samosir, Romualdus Tangkaisari, J. R. Lalopua, Bachrul Ibrahim, Hariadji Asmadi, 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur