tentang saya

tentang saya

Jumat, 25 Februari 2011

tekstur tanah

I. PENDAHULUAN
1.1      Latar Belakang
Tanah merupakan campuran bahan atau partikel-partikel bahan organik yang telah melapuk, udara dan air. Materi kasar seperti pasir biasanya ditutupi oleh material halus. Ukuran dari partikel-partikel tanah relatif tidak berubah. Artinya tanah bertekstur liat atau pasir. Karena itu tekstur tanah dikategorikan sebagai sifat dasar tanah.
Ukuran relatif partikel tanah dinyatakan dalam kelas tekstur, yang mencangkup pada kehalusan atau kekerasan tanah. Lebih khasnya adalah perbandingan relatif pasir, debu dan liat. Laju dan berapa laju berbagai reaksi dan kimia penting dalam pertumbuhan tanaman diatur oleh tekstur karena tekstur ini menentukan jumlah permukaan tempat terjadinya reaksi.
Tekstur tanah juga diartikan sebagai susunan berat nisbi fraksi pasir, debu, dan liat misalnya tanah yang mengandung 40% berat debu dimasukkan kedalam kelas tanah bertekstur liat. Melalui pengkajian tanah bertahun-tahun dihampir seluruh dunia dibuatlah berbagai kelas tekstur tanah. Pembagian tekstur tanah yang banyak dikenal yaitu pembagian 12 kelas tekstur tanah menurut USDA. Batasan kelas-kelas tekstur digambarkan dalam diagram segitiga tekstur. Dari ke dua belas tekstur tersebut dapat dikelompokkan dalam tiga golongan umum kelas tekstur yaitu tanah berpasir, tanah berlempung dan tanah berliat.
Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah, dimana hal kasar halusnya suatu tanah didasarkan pada perbandingan beratnya butir-butir pasir, debu, dan liat. Maka tanah di kelompokkan ke dalam beberapa macam kelas tekstur. Macam kelas tekstur ini antara lain adalah pasir, pasir berlempung, lempung berpasir, lempung, lempung berdebu, debu, lempung liat berpasir, lempung berliat, liat berpasir, liat berdebu, liat.
Tekstur tanah diklasifikasikan  menjadi sejumlah kelas. Ada berbagai sistem klasifikasi tekstur tanah yang saling berbeda dalam hal tanaman, klasifikasi tekstur fraksi tanah atau fraksi tanah dalam batasan kelas tekstur. Sistem yang lebih banyak diterapkan ialah yang disusun oleh USDA berdasarkan sistem klasifikasi fraksi dan sub fraksi tanahnya. Menurut sistem USDA ada 12 kelas tekstur yang diterapkan dengan diagram segitiga sama sisi.
Plastisitas, keteguhan, kekeringan, penyediaan unsur hara, dan produktivitas tanah, erat kaitannya dengan kelas tekstur dalam suatu wilayah geografis, karena besar keragaman yang terdapat pada sifat minerologi dari fraksi-fraksi maka terdapat suatu generasi yang berlaku untuk semua tanah di permukaan bumi.
Menentukan kelas tekstur suatu tanah harus teliti sekali dengan menggunakan segitiga tekstur maka kelas teksturnya dapat diketahui dengan sifat-sifat fisik tanah. Oleh karena itu, tekstur tanah sangat menentukan kelayakan dari suatu area atau lahan untuk dijadikan sebagai lahan pertanian.
Tekstur tanah penting  untuk diketahui, oleh karena komposisi ketiga fraksi butir-butir tanah tersebut akan menentukan sifat-sifat fisika, fisika kimia dan kimia tanah. Sebagai contoh, besarnya lapangan pertukaran dari ion-ion di dalam tanah amat ditentukan oleh tekstur tanah.
Berdasarkan uraian di atas maka praktikum penetapan tekstur tanah perlu diadakan praktikum tentang tekstur tanah untuk mengetahui jenis tekstur pada lapisan I, II dan III pada tanah alfisol (tanah kebun) dan tanah inceptisol (tanah sawah).
1.2      Tujuan dan Kegunaan
Tujuan percobaan tekstur tanah adalah untuk mengklasifikasikan  12 (dua belas) tekstur tanah dan untuk mengetahui kelas tekstur tanah lapisan I pada profil tanah kebun serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Kegunaan dari percobaan tekstur tanah adalah sebagai bahan informasi berupa kandungan dari tekstur tanah yang ada di lapangan dengan yang ada di laboratorium serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tekstur tanah.


















II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tekstur Tanah (dan 12 Kelas Tekstur Tanah)
Tekstur tanah adalah perbandingan relative tiga golongan besar partikel tanah dalam suatu massa tanah yaitu partikel pasir, debu dan liat. Kasar halusnya tekstur tanah dalam suatu wilayah bergantung pada penggolongan tanah tersebut. Tekstur tanah dapat menentukan tata air dalam tanah berupa kerapatan inflitrasi, penetrasi, dan kemampuan pengikatan/sementasi oleh air tanah. Apabila tekstur tanah halus maka tanah tersebut sangat sulit meluluskan air apabila tekstur tanah tersebut kasar akan mudah meluluskan air (Hakim dkk, 1986).
Tekstur tanah juga diartikan sebagai susunan berat nisbi fraksi pasir, debu, dan liat misalnya tanah yang mengandung 40% berat debu dimasukkan kedalam kelas tanah bertekstur liat. Melalui pengkajian tanah bertahun-tahun dihampir seluruh dunia dibuatlah berbagai kelas tekstur tanah. Pembagian tekstur tanah yang banyak dikenal yaitu pembagian 12 kelas tekstur tanah menurut USDA. Batasan kelas-kelas tekstur digambarkan dalam diagram segitiga tekstur. Dari ke dua belas tekstur tersebut dapat dikelompokkan dalam tiga golongan umum kelas tekstur yaitu tanah berpasir, tanah berlempung dan tanah berliat (Hardjowigeno, 2003).
Tekstur tanah dapat didefinisikan sebagi susunan relatif dari tiga kelas ukuran partikel anorganik tanah yaitu pasir (berukuran 2 mm—50µ), debu (berukuran 50µ--2µ), dan liat (berukuran kurang dari 2µ) (Soil Survey Staff 1998). Tekstur tanah adalah perimbangan nisbi berbagai kelompok ukuran zarah tunggal (fraksi/pisahan tanah) yang menyusun masa tanah. Pisahan-pisahan tanah yang digunakan untuk menentukan tekstur tanah adalah pasir, debu, dan liat (Purwowidodo, 1998).
Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah, dimana hal kasar halusnya suatu tanah didasarkan pada perbandingan beratnya butir-butir pasir, debu, dan liat. Maka tanah di kelompokkan ke dalam beberapa macam kelas tekstur. Macam kelas tekstur ini antara lain adalah pasir, pasir berlempung, lempung berpasir, lempung, lempung berdebu, debu, lempung liat berpasir, lempung berliat, liat berpasir, liat berdebu, liat (Rismunandar, 1984).
Menentukan kelas tekstur suatu tanah harus teliti sekali dengan menggunakan segitiga tekstur maka kelas teksturnya dapat diketahui dengan sifat-sifat fisik tanah. Oleh karena itu, tekstur tanah sangat menentukan kelayakan dari suatu area atau lahan untuk dijadikan sebagai lahan pertanian (Anonim, 2010).
2.2 Karakteristik Tekstur Tanah Pasir, Debu, dan Liat
Pasir adalah butir-butir terpisah yang berdiri sendiri dan terutama berperan sebagai kerangka tanah. Butir pasir berbentuk bulat atau tidak teratur. Butiran pasir memiliki permukaan yang sangat kecil dibandingkan dengan butiran debu dan liat pada berat yang sama, karena itu berperan kecil pada peristiwa kimia dan fisika tanah. Pori-pori antara butiran pasir berukuran besar, sehingga gerak udara dan air dalam fraksi pasir lancer. Lintas air melalui tanah berpasir (perkolasi) sangat cepat, tetapi kemampuan menyimpan air sangat rendah. Pasir tidak memiliki sifat plastis dan lekat (Pairunan dkk, 1997).
Tanah pasir tersusun atas partikel yang berukuran besar, serapan air dan udara lebih mudah namun tidak efisien dalam menahan kelembaban dan unsur hara dalam tanah. Tanah-tanah yang bertekstur pasir, karena butiran-butirannya berukuran lebih besar, maka setiap satua berat (misalnya setiap gram) mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap (menahan) air dan unsur hara (Anonim, 2010).
Tanah debu merupakan jenis tanah yang paling ideal karena tersusun dari material partikel yang seimbang baik liat, pasir maupun lempung. Tanah ini baik dalam resapan unsur hara, mudah diolah serta lebih subur (Anonim, 2010).
Luas permukaan debu jauh lebih besar dari luas permukaan pasir per gram. Tingkat pelapukan debu dan pembebasan unsur-unsur hara untuk diserap akar lebih besar daripada pasir. Partikel-partikel debu terasa licin seperti tepung (powder) dan kurang melekat. Tanah-tanah yang memiliki kemampuan besar dalam memegang air adalah fraksi liat sedangkan tanah-tanah yang mengandung debu yang tinggi dapat memegang air tersedia untuk tanaman. Fraksi liat pada kebanyakan tanah terdiri dari mineral –mineral yan berbeda-beda komposisi kimianya dan sifat-sifat lainnya dibandingkan fraksi pasir dan debu (Hakim dkk, 1986).
Tanah-tanah bertekstur liat, lebih halus karena setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah bertekstur kasar (Hardjowigeno, 2003).
Liat memiliki permukaan beribu-ribu kali lebih luas daripaa debu dan beratus-ratus kali lebih luas daripada pasir pada berat yang sama. Dengan permukaan yang sangat luas daripada pasir pada berat yang sama. Dengan permukaan yang sangat luas itu liat mampu menahan air dalam jumlah yang sangat besar, karena sebagian besar air dalam pori-pori berupa selaput air yang tertarik pada permukaan butiran liat. Butiran liat umumnya terbentuk lempung bersifat plastis dan lekat bila basah. Beberapa jenis liat dapat mengembang bila basah dan mengerut bila kering. Jumlah ruang pori diantara butiran liat jauh lebih besar daripad jumlah ruang pori di antara butiran pasir, tetapi pori-pori berukuran kecil sehingga gerak air dan udara dalam fraksi liat terhambat (Sutedjo dan Kartasapoetra, 2002).
2.3 Pengaruh Tekstur Tanah Terhadap Produktivitas Tanaman
Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman terjadi secara langsung. Struktur tanah yang remah (ringan) pada umumnya menghasilkan laju pertumbuhan tanaman pakan dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur tanah yang padat. Jumlah dan panjang akar pada tanaman makanan ternak  yang tumbuh pada tanah remah umumnya lebih banyak dibandingkan dengan akar tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah berstruktur berat. Hal ini disebabkan perkembangan akar pada tanah berstruktur ringan/remah lebih cepat per satuan waktu dibandingkan akar tanaman pada tanah kompak, sebagai akibat mudahnya intersepsi akar pada setiap pori-pori tanah yang memang tersedia banyak pada tanah remah. Selain itu akar memiliki kesempatan untuk bernafas secara maksimal pada tanah yang berpori, dibandiangkan pada tanah yang padat. Sebaliknya bagi tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah yang bertekstur halus seperti tanah berlempung tinggi, sulit mengembangkan akarnya karena sulit bagi akar untuk menyebar akibat rendahnya pori-pori tanah. Akar tanaman akan mengalami kesulitan untuk menembus struktur tanah yang padat, sehingga perakaran tidak berkembang dengan baik (Anonim, 2010).
Tanaman yang tumbuh pada tanah yang mengandung pasir yang sangat tinggi (lebih dari 60%) akan mengalami pertumbuh yang lambat dan produksi yang rendah. Pada tanah seperti ini biasanya terjadi karena kandungan air yang optimal untuk pertumbuhan tanaman tidak terpenuhi dan terjadi pencucian unsur hara yang tinggi. Hal ini karena agregat tanah tidak mampu menahan air secara maksimal, akibatnya air terus mengalir menurut aliran gravitasi sambil membawa unsur-unsur hara (Hakim dkk, 1986).

















III. BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum pengamatan tekstur tanah dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 24 Maret 2010 pukul 11.30 WITA sampai selesai, di Laboratorium Fisika Tanah Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah hidrometer, timbangan, botol tekstur, mesin pengocok, silinder sedimentasi 1000 mL, saringan, corong, botol semprot, termometer, cawan petris.
Bahan-bahan yang digunakan adalah sampel tanah perkebunan I yang telah dikering udarakan, aquadest, larutan calgon 0,05 %, kertas label, tissue roll.
3.3 Prosedur Kerja
            Prosedur kerja pada praktikum ini adalah :
1.    Menimbang 20 gr tanah kering udara, butir-butir tanah ini berukuran kurang dari 2mm.
2.    Memasukkan tanah ke dalam botol tekstur dan ditambahkan 10 mL larutan Calgon 0,05 % dan aquadest secukupnya.
3.    Mengocok tanah dengan mesin pengocok selama kurang lebih 10 menit.
4.    Menuangkan secara kualitatif semua isinya ke dalam silinder sedimentasi 1000 mL yang di atasnya dipasang saringan dengan diameter lubang 0,05 mm dan dibersihkan benar-benar dengan bantuan botol semprot.
5.    Mencukupkan larutan suspensi dalam tabung sedimentasi dengan aquadest hingga 1000 mL.
6.    Memindahkan Pasir yang ada didalam saringan dalam cawan dengan pertolongan botol semprot, kemudian memasukkan ke dalam oven dengan suhu 105oC selama 24 jam. Selanjutnya memasukkannya ke dalam desikator dan menimbang hingga berat pasir diketahui (dicatat sebagai c gram).
7.    Memasukkan pengocok kedalam silinder sedimentasi lalu diaduk naik turun selama 1 menit.
8.    Memasukkan hidrometer kedalam suspensi dengan sangat hati-hati agar suspensi tidak banyak terganggu.
9.    Setelah beberapa detik, membaca dan mencatat (H1) pada hidrometer beserta suhunya (t1), mengeluarkan dengan hati-hati hidrometer  dari suspensi.
10.  Setelah menjelang 8 jam, memasukkan hidrometer kembali untuk pembacaan H2 dan t2.
11. Menghitung berat debu dan liat dengan menggunakan rumus :
Berar debu dan liat :             H1 + 0,3 (t1 – 19,8)             -  0,5………(a)
                                                                       2
           
            Berat debu dan liat  :              H2 + 0,3 (t2-19,8)              - 0,5……………(b)
                                                                        2
 

            Berat debu               : berat (debu + liat)-berat liat………………….(a-b)



  1. Mengitung persentase pasir , debu dan liat dengan persamaan :
% pasir                        :                  c                              x 100 %
                                                                 a + b
% Pasir                        :                 ( a-b)                         x 100 %
                                                                   a + b
% Liat                          :                     b                            x 100 %
                                                                   a + b
     
13. Memasukkan nilai yang didapat dalam segitiga tekstur
 


                                                12       
                                                            11
                                    10        8                      9
                                    7         
                                    3          4                      5
                   1       2                                                      6
                                    Gambar 1. Segitiga tekstur (USDA)
Keterangan :
1  = pasir                                        7     = lempung liat berpasir   
2  = pasir berlempung                    8     = lempung berliat
3  = lempung berpasir                    9     = lempung liat berdebu
4  = lempung                                  10   = liat berpasir
5  = lempung berdebu                    11   = liat berdebu
6  = debu                                        12   = liat
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
            Berdasarkan analisis dan perhitungan yang dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel. 1 Hasil Analisa ukuran tekstur tanah untuk profil tanah I
Profil Dalam
% Pasir
% Debu
% Liat
Jenis Partikel Tanah
Lapisan I
19,12 %
36,33 %
44,55%
Lempung berliat
Lapisan II
22,96 %
17,61 %
59,42%
Liat
Lapisan III
38,07 %
3,17 %
58,76 %
Liat
 Sumber : Data primer yang telah diolah, 2010
4.2 Pembahasan
            Berdasarkan hasil analisis perhitungan diatas, lapisan I profil tanah I menunjukkan tekstur tanah lempung berliat. Hal ini disebabkan Lapisan lempung berliat mempunyai persentase pasir 19,12 % lebih rendah dibandingkan dengan tekstur debu 36,33% dan liat 44,55%. Pada lapisan I merupakan tekstur yang agak halus dimana dapat membentuk gulungan jika dipirit sehingga tekstur dari tanah tersebut adalah tekstur sedang tetapi agak halus. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hardjowigeno (2003) bahwa tekstur lempung berliat terasa agak licin, agak melekat, dan membentuk bola agak teguh, membentuk gulungan jika dipirit, gulungan mudah hancur.   
Lapisan II pada profil tanah I menunjukkan tekstur tanah liat. Dimana persentase liat 59,42 % lebih tinggi dibandingkan persentase fraksi debu 17,61 % dan fraksi pasir 22,96 % yang cukup kecil. Tingginya persentase tanah liat pada lapisan profil tanah I ini dikarenakan tanah ini sering digunakan sebagai lahan pertanian dan tanah ini sangat jarang mengalami pencucian yang berlebihan. Tanah liat juga sangat baik digunakan sebagai lahan pertanian. Hal ini karenakan kemampuannya menyimpan air dalam jumlah yang banyak serta kemampuannya mengikat unsur hara dan mampu menyimpan bahan organik yang dibutuhkan oleh tanaman . Selain itu, tanah liat memiliki daya lekat  yang cukup tinggi antara partikelnya sehingga memudahkan dalam penggunaanya sebagai lahan pertanian. Hal ini sesuai dengan pendapat Pairunan dkk. 1997 bahwa tanah berliat bertekstur halus dan memiliki permukaan yang luas dan kemampuan mengikat unsur hara bagi tanaman karena terdapatnya muatan listrik pada permukaanya. Kehilangan hara tanaman karena pencucian pada liat sangat kecil.
            Lapisan III juga memiliki kandungan liat, lebih tinggi dibandingkan pasir dan debu, hal ini merupakan pengaruh dari lapisan II yang memiliki pori-pori kecil sehingga air sulit menembus lapisan berikutnya jadi air tetap tersimpan pada lapisan atas, sehingga lapisan III tetap bertekstur liat. Dimana persentase liat 58,76 % lebih tinggi dibandingkan persentase fraksi debu 3,17 % dan fraksi pasir 38,07 % yang cukup kecil. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Darmawijaya (1990), bahwa makin kecil pori-pori tanah, maka akan semakin sulit air dan udara untuk bersirkulasi (drainase dan aerasi buruk;air dan udara sedikit tersedia), tetapi air yang ada tidak mudah hilang dari tanah, karena sebagian besar air disimpan sebagai lapisan permukaan partikel tanah liat, maka jumlah tanah liat dalam tanah mempunyai pengaruh besar pada kapasitas air totalnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekstur tanah adalah kemampuan tanah menyimpan air, drainase, tata udara dan pengikatan unsure hara. Partikel kwarsa sangat resisten terhadap pelapukan dan menjadi komponen terbesar pasir dari beberapa bahan induk tanah. Pada umumnya, unsure hara yang lebih besar berisi partikel-partikel debu, area permukaan per gram lebih besar dan tingkat pelapukannya lebih cepat dari pasir yang menyebabkan tanah lebih berdebu lebih subur jika dibandingkan dengan tanah berdebu kasar, berdebu halus, berliat halus dan sangat halus (Hardjowigeno, 2003).


           














V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada praktikum tekstur tanah ini, maka dapat disimpulkan bahwa :
·           Pada profil tanah I, lapisan I didominasi oleh fraksi liat sehingga merupakan tanah bertekstur lempung berliat, dengan demikian dapat dilihat persentase pasir 19,12 %, debu 36,33 %, liat 44,55 % karena adanya horizon argilik atau horizon iluviasi. Pada lapisan II juga didominasi didominasi oleh fraksi liat karena adanya pengaruh eluviasi sehingga mempunyai struktur tanah liat dengan persentase pasir 22,96%, debu 17,61%, dan liat 59,42% sedangkan lapisan III juga menunjukkan struktur tanah liat dengan persentase pasir 38,07 %, debu 3,17% dan liat 58,76%.
·        Faktor-faktor yang mempengaruhi kelas tekstur tanah adalah kemampuan tanah memegang dan menyimpan air perlapisan, serta adanya pengaruh porositas tanah yang mempengaruhi daya serap air untuk kelas tekstur.
5.2 Saran
            Diharapkan alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum dapat dijaga dengan baik agar dapat terhindar dari kerusakan yang dapat berakibat langsung pada pengamatan selanjutnya.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Tekstur Tanah. www.multiply.com/blog. Diakses pada tanggal 26 Maret 2010. Makassar.
Anonim. 2010. Profil Tanah. http:/WordPress.com/blog. Diakses pada tanggal 15 Maret 2010. Makassar.
Hakim N, dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung: Lampung.
Hardjowigeno,  S. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Penerbit Akademika Pressindo: Jakarta.
Pairunan, dkk. 1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur: Makassar.
Poerwowidodo. 1991. Proses Genesa dan Morfologi . CV. Rajawali: Jakarta.
Rismunandar. 1984, Tanah dan Seluk Beluk Bagi Pertanian. Sinar Baru Algensindo: Jakarta.
Sutedjo, M., dan A.G. Kartasapoetra. 2002. Pengantar Ilmu Tanah “Terbentuknya Tanah dan Tanah pertanian. PT. Rineka Cipta: Jakarta.















LAMPIRAN 1 : Perhitungan Kelas Tekstur Tanah pada profil tanah I
ØLapisan I, II dan III
Lapisan
H1
t1
H2
t2
Berat pasir (c)
I
6
28o
2,5
27o
1
II
7
30o
5
29o
1,5
III
7
29o
6,5
29o
3
- Lapisan I
            Menghitung Berat Debu dan Liat
Berat Debu dan Liat (a)                      = - 0,5
 

                                                            =     6 + 0,3(28 – 19,8)  - 0,5
                                                                                 2
 

 =      6 + 2,46
                                                                        2
 = 4,23 gr
Berat Liat (b)                                       =  - 0,5
 
=      2,5 + 0,3(27-19,8)                                   
                                                                                2
=       2,5 + 2,16
                                                                          2

= 2,33 gr

Berat Debu                                          = Berat (Debu + Liat) – berat Liat
                                                            = 4,23 gr – 2,33 gr
                                                            = 1,9 gr
Menghitung Persentase Pasir, Debu, dan Liat
              % Pasir                                  = x 100 %
                                                            =      1          x 100 %
                                                                4,23 + 1
                                                            =       1        x 100 %
                                                                  5,23
                                                            = 19,12 %       
               % Debu                                =  x 100 %
                                                            =   (4,23 – 2,33)    x 100 %
                                                                    4,23 + 1
                                                            =     1,9       x 100 %
                                                                  5,23
                                                            = 36,33%
               % Liat                                   = x 100 %
                                                            =    2,33      x 100 %
                                                                 4,23 + 1
                                                            =   2,33    x 100 %
                                                                5,23
                                                            = 44,55 %






- Lapisan II
            Menghitung Berat Debu dan Liat
Berat Debu dan Liat (a)                      = - 0,5
 

                                                            =     7 + 0,3(30 – 19,8)  - 0,5
                                                                                 2
 

 =      7 + 3,06
                                                                        2
 = 5,03 gr
Berat Liat (b)                                       =  - 0,5
 
=      5 + 0,3(29-19,8)                          
                                                                                2
=       5 + 2,76
                                                                          2

= 3,88 gr

Berat Debu                                          = Berat (Debu + Liat) – berat Liat
                                                            = 5,03 gr – 3,88 gr
                                                            = 1,15 gr
Menghitung Persentase Pasir, Debu, dan Liat
              % Pasir                                  = x 100 %
                                                            =      1,5          x 100 %
                                                                5,03 + 1,5
                                                            =       1,5        x 100 %
                                                                  6,53
                                                            = 22,97 %       
               % Debu                                =  x 100 %
                                                            =   (5,03 – 3,88)    x 100 %
                                                                   5,03 + 1,5
                                                            =     1,15       x 100 %
                                                                   6,53
                                                            = 17,61%
               % Liat                                   = x 100 %
                                                            =    3,88         x 100 %
                                                                 5,03 + 1,5
                                                            =   3,88    x 100 %
                                                                6,53
                                                            = 59,42 %       
- Lapisan III
            Menghitung Berat Debu dan Liat
Berat Debu dan Liat (a)                      = - 0,5
 

                                                            =     7 + 0,3(29 – 19,8)  - 0,5
                                                                                 2
 

 =      7 + 2,76
                                                                        2
 = 4,88 gr




Berat Liat (b)                                       =  - 0,5
 
=      6,5 + 0,3(29-19,8)                                   
                                                                                2
=       6,5 + 2,76
                                                                          2

= 4,63 gr

Berat Debu                                          = Berat (Debu + Liat) – berat Liat
                                                            = 4,88 gr – 4,63 gr
                                                            = 0,25 gr
Menghitung Persentase Pasir, Debu, dan Liat
              % Pasir                                  = x 100 %
                                                            =      3          x 100 %
                                                                4,88 + 3
                                                            =       3        x 100 %
                                                                  7,88
                                                            = 38,07 %       
               % Debu                                =  x 100 %
                                                            =   (4,88 – 4,63)    x 100 %
                                                                   4,88 + 3
                                                            =     0,25       x 100 %
                                                                  7,88
                                                            = 3,17%
               % Liat                                   = x 100 %
                                                            =    4,63      x 100 %
                                                                 4,88 + 3
                                                            =   4,63   x 100 %
                                                                7,88
                                                            = 58,76 %