tentang saya

tentang saya

Selasa, 04 Oktober 2011

porositas


I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanah dapat dipandang sebagai suatu sistem tiga fase, yaitu terdiri dari fase padat, cair dan gas. Fase padat terdiri dari campuran bahan-bahan mineral (anorganik) dan bahan-bahan organik. Fase cair berada sebagai selaput tipis di sekeliling butiran fase padat dan sebagian lagi menempati pori-pori berukuran kecil. Fase gas menempati pori-pori yang berukuran besar bila tidak ditempati oleh air (terisi air).
Tanah yang mengandung terlalu banyak liat mungkin mempunyai kemampuan tinggi menyimpan air, akan tetapi peredaran udara dalam tanah atau aerasi tidak baik. Penambahan bahan-bahan organik membantu masalah kekurangan air pada tanah berpasir. Bahan organik membantu mengikat butiran liat membentuk ikatan butiran yang lebih besar sehingga memperbesar ruang-ruang udara di antara ikatan butiran tanah.
Porositas perlu diketahui karena merupakan gambaran aerasi dan drainase tanah. Banyaknya ukuran pori-pori tanah memegang peranan penting dalam mekanisme penyerapan air dalam tanah, sifat-sifat porositas dapat berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan organisme yang dibudidayakan karena didalam tanah terdapat sejumlah ruang pori yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Kelancaran aerasi dan drainase tanah sangat tergantung pada pori tanah yang terdapat pada tanah tersebut. Tanah yang mempunyai tingkat porositas yang tinggi akan mendatangkan aerasi dan drainase yang lebih lancar bila dibandingkan dengan tanah yang mempunyai porositas yang lebih rendah. Untuk menentukan tingkat porositas tersebut perlu diadakan analisa terhadap tanah tentang bulk density dan particle density. Berdasarkan kepada nilai bulk density dan particle density inilah dapat ditentukan tingkat porositas satu tanah.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diadakan percobaan tentang porositas tanah untuk mengetahui tingkat porositas dari tanah yang diambil, sebab porositas tanah mempengaruhi aerasi dan drainase tanah.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum porositas tanah adalah untuk mengetahui porositas tanah pada tanah alfisol serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Kegunaan dari praktikum porositas tanah adalah sebagai bahan informasi untuk pengolahan tanah lebih lanjut berdasarkan nilai porositasnya.









II. TINJAUAN PUSTAKA
Pori-pori tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat (terisi oleh udara dan air). Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar (macro pore) dan pori-pori halus (micro pore). Pori-pori kasar berisi udara atau air gravitasi (air yang mudah hilang karena gaya gravitasi), sedang pori-pori halus berisi air kapiler atau udara. Tanah-tanah pasir mempunyai pori-pori kasar lebih banyak daripada tanah liat. Tanah dengan banyak pori-pori kasar sulit menahan air sehingga tanaman mudah kekeringan. Tanah-tanah liat mempunyai pori-pori total (jumlah pori-pori makro + mikro), lebih tinggi daripada tanah pasir (Hardjowigeno, 2003).
            Pada umumnya pori-pori besar (makro) berisi udara, kecuali bila tanah seluruhnya tergenang air, dan pori-pori kecil (mikro) berisi air, kecuali bila tanah sangat kering. Porositas tanah adalah persentase volume tanah yang tidak ditempati butiran padat (Pairunan dkk, 1997).
            Tanah dengan struktur remah atau kersai umumnya mempunyai porositas yang besar. Pengolahan tanah untuk sementara waktu dapat memperbesar porositas, namun dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan menurunnya porositas. Oleh karena itu untuk memperbesar porositas tanah tindakan yang perlu dilakukan adalah dengan penambahan bahan organik atau melakukan pengolahan tanah minimum. Pengolahan tanah akan menyebabkan rusaknya struktur tanah. Nilai porositas dapat diperoleh dari nilai bulk density dan particle density (Anonim, 2007).

            Inti tanah yang digunakan untuk penentuan kerapatan lindak dapat juga digunakan untuk menentukan ruangan pori total. Untuk menentukan ruangan pori, inti diletakkan pada sepanci air sampai jenuhnya dan kemudian inti ditimbang. Perbedaan bobot antara inti jenuh dan inti kering oven mewakili volume air yang sama dengan volume ruangan pori pada tanah (Foth, 1994).
            Ruangan pori total pada tanah berpasir mungkin rendah, tetapi sebagian besar tersusun dari pori-pori besar yang sangat efisien untuk pergerakan air dan udara. Persentase volume yang diisi oleh pori-pori kecil pada tanah berpasir adalah rendah, yang menjadi penyebab rendahnya kapasitas penahan air. Sebaliknya tanah permukaan yang bertekstur halus mempunyai ruangan pori total lebih banyak, dan relatif sebagian besar tersusun dari pori-pori kecil. Hasilnya adalah tanah dengan kapasitas menahan air yang lebih tinggi (Foth, 1994).










III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
            Praktikum porositas dilaksanakan pada hari Senin, 23 April 2007, Pukul 13.00 WITA sampai selesai di Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.

3.2. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah ring sampel, penggaris, timbangan, dan gelas ukur.
            Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sampel tanah utuh dari tanah Alfisols dan air.

3.3. Prosedur kerja
Prosedur kerja dari praktikum bulk density adalah  :
*      Menghitung nilai bulk density dan particle density contoh tanah.
*      Menghitung porositas dengan persamaan:
 
           




IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan hasil pegamatan yang telah dilakukan pada praktikum bulk density maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel Hasil Perhitungan Bulk Density, Particle Density dan Porositas Tanah pada Lapisan I dan II Tanah Alfisol.
Lapisan
Bulk density
(g/cm3)
Particle density
(g/cm3)
Porositas (%)
I
1,196
3,64
67
II
1,18
2,86
58,7
Sumber : Data Primer setelah Diolah, 2007.

4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh diatas, maka diketahui bahwa nilai porositas pada lapisan I merupakan yang tertinggi yaitu  67%. Hal ini terjadi karena pada lapisan ini bahan organik yang dimilikinya tinggi dan nilai bulk densitynya rendah sehingga nilai porositasnya tinggi.  Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (2003), bahwa porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik tanah, struktur dan tekstur tanah. Porositas tanah tinggi jika bahan organiknya tinggi.  Tanah-tanah dengan struktur granular atau remah, mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan tekstur massive. Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan air.

Tanah pada lapisan II memiliki nilai porositas yang lebih rendah dari lapisan I yaitu sebesar 58,7%. Hal ini disebabkan karena pada lapisan ini memiliki tekstur yang liat dan persentase liat yang lebih rendah dibandingkan lapisan lain. Dimana nilai porositas tanah juga dipengaruhi oleh tekstur. Hal ini sesuai dengan pendapat Foth (1994), bahwa ruangan pori total pada tanah berpasir mungkin rendah, tetapi sebagian besar tersusun dari pori-pori besar yang sangat efisien untuk pergerakan air dan udara. Persentase volume yang diisi oleh pori-pori kecil pada tanah berpasir adalah rendah, yang menjadi penyebab rendahnya kapasitas penahanan air. Sebaliknya, tanah permukaan yang bertekstur halus mempunyai ruangan pori total yang lebih banyak, dan relatif sebagian besar tersusun dari pori-pori kecil.











V.  KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada praktikum penetapan nilai porositas tanah, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
*      Nilai porositas tanah pada lapisan I adalah 67%.
*      Nilai porositas tanah pada lapisan II adalah 58,7%.
*      Faktor-faktor yang mempengaruhi porositas tanah adalah kandungan bahan organik, struktur, tekstur dan butiran padat tanah.
5.2. Saran
Sebaiknya sebelum pengambilan keputusan dalam hal pengelolaan dan pengolahan tanah hendaknya diperhatikan sifat-sifat fisik tanah dalam hal ini porositas tanah agar diperoleh rekomendasi yang tepat untuk pengolahan tanah selanjutnya.














DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2007. Penuntun Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Foth, Henry D., 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gajah Mada University Press, Yogakarta.

Hardjowigeno. S, 2003. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo, Jakarta.

Pairunan A.K, .L. Nanere, Arifin, Solo S.R. Samosir, R. Tangkaisari, J. L. Lalopua, B. Ibrahim dan H. Asmadi, 1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Bagian Timur, Makassar.















LAMPIRAN
Hasil Perhitungan Porositas pada Lapisan I dan II Tanah Alfisols
*     Lapisan I
Dik:     Bulk Density                     = 1,196 g/cm3
            Particle Density                 = 3,64 g/cm3
Dit:      Porositas ……..?
Peny:
*      Porositas  =
                =
=
= 67%
*     Lapisan II
Dik:     Bulk Density                     = 1,18 g/cm3
            Particle Density                 = 2,86 g/cm3
Dit:      Porositas ……..?
Peny:
*      Porositas  =
                =
=
= 58,7%


Tidak ada komentar:

Posting Komentar